Beberapacontoh penyerap yang biasa dipakai pada TLC antara lain: # Silika Gel. Silika gel yang digunakan kebanyakan diberi pengikat (binder), untuk memberikan kekuatan pada lapisan, dan menambah adhesi pada gelas penyokong. Pengikat yang digunakan kalsium sulfat, dalam perdagangan diberi kode silika gel G. # Alumina.
Kromatografi Pengertian, Jenis dan Kegunaan Dasar-dasar Kromatografi 4 Jenis dari Kromatografi 1. Kromatografi Kertas2. Kromatografi Lapis Tipis 3. Kromatografi Gas 4. Kromatografi Cair Aplikasi Kromatografi adalah teknik pemisahan bagian-bagian yang berbeda dari campuran kimia sehingga dapat dianalisis satu per satu. Metode fisik ini memungkinkan ahli kimia untuk mengamati dengan cermat senyawa organik dan anorganik dan mencari tahu dari apa mereka dibuat. Kata kromatografi berarti tulisan warna’ tetapi agak keliru karena sering kali tidak melibatkan kertas, tinta, warna, atau tulisan. Kromatografi ditemukan oleh ahli botani Rusia-Italia Mikhail Tsvet pada tahun 1900. Dia menggunakan proses ini untuk memisahkan pigmen tanaman seperti klorofil hijau, xantofil kuning, dan karoten oranye. Bagian-bagian ini memiliki warna yang berbeda, oleh karenanya nama itu di dapat karena proses pemisahan warna tersebut. Beberapa dekade kemudian, para ilmuwan menemukan jenis kromatografi baru, membuatnya lebih maju dan cocok untuk berbagai proses pemisahan. Dasar-dasar Kromatografi Pada intinya, kromatografi melibatkan interaksi antara dua fase yang berbeda. Senyawa kimia dalam satu keadaan materi seperti cair atau gas bergerak di atas permukaan zat yang berbeda dalam keadaan materi lain seperti padat atau cair. Senyawa yang bergerak disebut fase gerak, sedangkan zat stabil yang tidak bergerak sama sekali disebut fase diam. Komponen fase gerak terpisah saat bergerak pada fase diam. Ahli kimia kemudian dapat menganalisis komponen terisolasi satu per satu. 4 Jenis dari Kromatografi Ada beberapa jenis kromatografi, masing-masing memiliki jenis fase gerak dan fase diamnya sendiri. Meskipun prinsip dasarnya tetap sama, cara interaksi komponen yang berbeda dengan fase gerak dan fase diam dapat bervariasi berdasarkan metode kromatografi yang digunakan. Di bawah ini adalah daftar jenis utama kromatografi yang akan membantu kita mendapatkan lebih banyak wawasan tentang prosesnya. 1. Kromatografi Kertas Kromatografi kertas adalah metode analisis yang paling umum dan sederhana untuk memisahkan dan mendeteksi komponen berwarna seperti pigmen. Meskipun telah digantikan oleh proses kromatografi lapis tipis, tetapi kromatografi ini masih merupakan alat pengajaran yang kuat. Metode ini melibatkan menempatkan titik campuran sampel seperti tinta di dekat tepi kertas saring dan kemudian menggantung kertas secara vertikal dengan ujungnya dicelupkan ke dalam pelarut seperti air atau alkohol. Kertas digantung sedemikian rupa sehingga noda tinta tidak pernah menyentuh pelarut dan tetap sedikit di atasnya. Setelah beberapa waktu, pelarut fase gerak mulai secara bertahap naik ke atas kertas fase diam melalui aksi kapiler. Saat pelarut bergerak naik, dibutuhkan pewarna yang ada dalam tinta bersamanya. Saat naik, kita melihat warna yang berbeda pada kertas saring. Warna-warna ini mewakili pewarna berbeda yang ada dalam tinta. Karena pewarna yang berbeda memiliki tingkat kelarutan yang berbeda dan bergerak pada kecepatan yang berbeda saat pelarut naik, kita melihat strip berwarna yang berbeda pada ketinggian yang berbeda. Ini adalah bagaimana kromatografi kertas digunakan untuk memisahkan warna yang berbeda dalam tinta. Dalam beberapa kasus, campuran tidak mengandung komponen berwarna, jadi ahli kimia menambahkan zat lain untuk identifikasi. 2. Kromatografi Lapis Tipis Kromatografi Lapis Tipis sangat mirip dengan kromatografi kertas. Perbedaan utama adalah bahwa sebagai ganti selembar kertas, kita menggunakan slide kaca yang dilapisi dengan lapisan silika gel. Dalam metode ini, slide kaca fase diam dikeluarkan dari wadah pelarut, ketika pelarut fase gerak mencapai tepi kaca yang lain. Senyawa yang berbeda dalam campuran bergerak ke atas kaca slide dengan kecepatan yang berbeda, meninggalkan bintik-bintik di lokasi yang berbeda pada fase diam. Bintik-bintik yang terpisah ini kemudian divisualisasikan dengan sinar ultraviolet. Dalam beberapa kasus, proses kimia digunakan untuk memvisualisasikan bintik-bintik asam sulfat, misalnya, mengabukan sebagian besar komponen organik, meninggalkan bintik gelap pada slide. Ini adalah teknik sederhana dan cepat untuk memisahkan campuran senyawa organik. Teknik ini sering digunakan untuk menentukan pigmen dalam tanaman, menganalisis komposisi pewarna serat, dan mengidentifikasi insektisida atau pestisida dalam makanan. Dibandingkan dengan kromatografi kertas, teknik kromatografi lapis tipis berjalan lebih cepat dan menghasilkan pemisahan yang lebih baik. Kromatografi gas digunakan untuk memisahkan campuran senyawa organik yang mudah menguap. Instrumen yang melakukan proses ini disebut gas kromatograf, terdiri dari port injeksi, kolom yang berisi fase diam, detektor, dan sistem perekaman data. Campuran sampel dalam bentuk gas dimasukkan melalui lubang injeksi. Biasanya, jumlah gas sampel terlalu kecil, pada orde mikroliter. Oleh karena itu, gas pembawa digunakan untuk menghasilkan lebih banyak tekanan dan mendorong sampel melalui kolom. Karena kita tidak ingin gas pembawa fase gerak bereaksi dengan sampel, itu harus berupa gas inert seperti helium, atau gas non-reaktif seperti nitrogen. Kolom tabung logam atau gelas terdiri dari lapisan mikroskopis cairan atau polimer fase diam pada penyangga padat inert. Komponen yang berbeda dalam campuran memiliki titik didih yang berbeda, sehingga berinteraksi secara berbeda dengan dinding kolom ketika suhu dinaikkan. Hal ini menyebabkan setiap komponen terelusi pada waktu yang berbeda, disebut juga waktu retensi komponen. Dengan membandingkan waktu retensi, ahli kimia dapat menganalisis senyawa gas tunggal dalam campuran. Lebih lengkap bisa di lihat Disini 4. Kromatografi Cair Kromatografi cair adalah metode analisis yang digunakan untuk memisahkan molekul atau ion yang terlarut dalam pelarut. Ini sering disebut sebagai kromatografi cair tekanan tinggi, yang menggunakan berbagai interaksi kimia antara kolom kromatografi dan zat yang dianalisis. Dalam teknik ini, pelarut cair bertekanan fase gerak digunakan untuk melewatkan campuran sampel melalui kolom yang berisi bahan penyerap padat. Kolom biasanya struktur berbentuk tabung yang dikemas dengan partikel kecil dengan kimia permukaan tertentu. Karena setiap senyawa dalam campuran bereaksi berbeda dengan bahan penyerap karena perbedaan ukuran, adsorpsi, dan pertukaran ion, mereka mengalir dengan kecepatan yang berbeda di dalam kolom. Laju aliran yang berbeda ini membantu ahli kimia untuk memisahkan komponen campuran saat mereka mengalir keluar dari kolom. Pilihan aditif dan pelarut tergantung pada sifat fase diam dan zat yang dianalisis. Ahli kimia melakukan serangkaian tes dan memproses beberapa proses sederhana pada zat untuk menemukan metode kromatografi cair yang optimal untuk campuran yaitu metode yang dapat memberikan pemisahan puncak yang sempurna. Berikut ringkasan dari empat jenis utama kromatografi Metode Fase bergerak Fase Diam Ringkasan Kromatografi Kertas Cairan Padat Selulosa Komponen individu terlihat langsung pada kertas saring Kromatografi Lapis Tipis Cairan Padat alumina atau silica Komponen individu terlihat pada kaca yang dilapisi dengan lapisan tipis silika Kromatografi Gas Gas Inert Padat atau pendukung cairan Komponen dengan titik didih terendah keluar dari kolom terlebih dahulu, dan komponen dengan titik didih tertinggi keluar terakhir. Kromatografi Cair Cairan Padat alumina atau silica Sampel dipaksa melalui kolom dengan memompa pelarut pada tekanan tinggi melalui tabung panjang. Aplikasi Kromatografi adalah fenomena yang sangat berharga sehingga dua hadiah Nobel telah dianugerahkan kepada para ahli kromatografi. Faktanya, lebih dari 60 persen pemeriksaan kimia di seluruh dunia dilakukan dengan kromatografi atau variasinya. Teknik ini mampu memisahkan beberapa ratus senyawa yang konsentrasinya tidak diketahui dan identitasnya tidak diketahui, tanpa mengubah senyawanya. Beberapa detektor dapat mengidentifikasi jumlah pada skala bagian per miliar. Karena keunggulan ini, kromatografi sekarang banyak digunakan dalam 1. Ilmu forensik untuk menganalisis sampel yang diperoleh dari TKP 2. Pemantauan polusi untuk mendeteksi konsentrasi kecil polutan yang tidak diketahui di udara dan air. 3. Bidang medis selama proses produksi produk biologi dan farmasi. 4. Industri makanan untuk mendeteksi pembusukan dalam makanan, menentukan kualitas gizi, dan mempelajari rasa dan aditif. 5. Tindakan hukum untuk menentukan adanya alkohol dalam darah, dan kokain dalam urin. 6. Mengukur radioaktivitas untuk mengkarakterisasi senyawa berlabel radio dan menentukan kemurnian radiokimia. Selain itu, kromatografi juga digunakan dalam sidik jari DNA dan bioinformatika, diagnosis klinis penyakit dan kelainan, dan berbagai tujuan penelitian.
Apatujuan dari kromatografi tinta? Kromatografi adalah metode untuk menganalisis campuran dengan memisahkannya menjadi bahan kimia dari mana mereka dibuat. Dapat digunakan untuk memisahkan campuran seperti tinta, darah, bensin, dan lipstik. Dalam kromatografi tinta, Anda memisahkan pigmen berwarna yang membentuk warna pena.

Kromatografi kolom adalah salah satu jenis metode pemisahan kimia secara kromatografi. Metode ini sendiri secara luas digunakan dalam penerapan kimia terutama dengan skala penggunaan alat laboratorium kimia atau skala kecil untuk memisahkan senyawa secara individu dari suatu campuran. Kromatografi kolom banyak digunakan dalam aplikasinya sebagai metode isolasi suatu senyawa dari bahan atau sampel tertentu sehingga didapatkan satu jenis senyawa murni yang diinginkan. Kromatografi Kolom Pengertian Kromatografi Kolom Prinsip Kromatografi Kolom Tahapan Kromatorafi Kolom Pemilihan fasa gerak dan fasa diam Packing kolom Elusi Manfaat dan Contoh Aplikasi Kromatografi Kolom Pemurnian dari hasil reaksi sintesis kimia Isolasi senyawa aktif dalam bahan alam Analisis limbah lingkungan Sebarkan ini Posting terkait Kromatografi Kolom Dengan banyaknya jenis metode kromatografi yang ada seperti kromatografi lapis tipis, kromatografi cair kinerja tinggi HPLC, kromatografi gas GC, dan lain lain membuat jenis kromatografi kolom memiliki peranan lain dalam reaksi kimia khususnya bidang kimia isolasi. Pertimbangan dalam menggunakan metode kromatografi kolom yaitu karena prosesnya yang sederhana, tidak membutuhkan alat yang kompleks, serta biaya yang relatif lebih murah dibandingkan metode kromatografi lain seperti HPLC dan GC. Pengertian Kromatografi Kolom Kromatografi kolom adalah teknik pemisahan dan pemurnian dari suatu campuran baik itu dalam fasa cair maupun padat untuk menghasilkan senyawa yang di inginkan secara individu. Pemisahan dalam kromatografi kolom didasarkan pada perbedaan interaksi setiap senyawa yang ingin dipisahkan dengan media kromatografi kolom yang digunakan. Sama seperti pada kromatografi lain, pada kromatografi kolom juga digunakan media berupa fasa diam dan fasa gerak. Pada umumnya, fasa diam dan fasa gerak dibuat berdasarkan kepolarannya dimana keduanya dibuat berlawanan seperti fasa diam yang bersifat polar dan fasa gerak yang cenderung lebih not polar. Kromatografi kolom menggunakan alat berupa kolom yang terbuat dari gelas atau kaca yang ditempatkan secara vertikal sehingga zat dapat turun secara perlahan dengan bantuan gravitasi. Pada kolom tersebut juga dilengkapi dengan keran yang berfungsi untuk mengalirkan fasa gerak atau eluen sehingga dapat ditampung menggunakan wadah seperti flakon. Kelebihan yang juga ada kelemahan dari kromatografi kolom itu sendiri yaitu membutuhkan waktu yang cukup lama pada prosesnya karena kita perlu melakukan elusi secara bertahap sehingga semua fasa gerak yang digunakan habis dan ditampung dalam wadah yang berbeda. Prinsip Kromatografi Kolom Prinsip kerja dari tahapan kromatografi kolom yaitu memisahkan komponen campuran berdasarkan perbedaan interaksinya dalam fasa diam dan fasa gerak. Jika suatu campuran terdiri dari beberapa komponen, maka setiap komponen tersebut memiliki struktur masing masing dengan sifat yang khas untuk setiap senyawanya. Salah satu sifat yang berpengaruh dalam kromatografi kolom adalah kepolaran senyawa serta berat dan ukuran molekul. Ketika suatu komponen atau senyawa memiliki kepolaran yang tinggi, maka ketika dilakukan kromatografi kolom dengan fasa diam berupa zat yang bersifat polar akan terjadi interaksi yang cukup besar antara komponen dengan fasa diam. Akibatnya komponen akan tertahan pada fasa diam lebih lama ketika proses elusi, sedangkan komponen lain yang bersifat lebih non polar akan lebih cepat melewati fasa diam. Sifat lain yang berpengaruh yaitu ukuran dan berat komponen yang dipisahkan. Jika kita menggunakan suatu resin sebagai fasa diam, maka resin tersebut juga dapat menjadi media pemisah berdasarkan ukuran molekul. Ketika ukuran molekul dari komponen yang akan dipisah relatif besar, maka komponen tersebut akan susah bergerak sehingga lebih lama tertahan pada fasa diam. Sebaliknya untuk molekul yang berukuran kecil akan lebih mudah bergerak sehingga akan lebih cepat dalam melewati fasa diam ketika proses elusi. Tahapan Kromatorafi Kolom Dalam melakukan pemisahan dengan kromatografi kolom, terdapat beberapa tahapan yang harus dilakukan. Berikut ini adalah prosedur dalam melakukan kromatografi kolom. Pemilihan fasa gerak dan fasa diam Hal pertama yang harus dipersiapkan dalam kromatografi kolom adalah pemilihan fasa gerak dan fasa diam. Tahap ini akan sangat menentukan hasil akhir dari kromatografi kolom karena pemilihan fasa diam dan fasa gerak sangat berpengaruh terhadap pemisahan komponen. Pemilihan didasarkan pada kepolaran zat yang akan dipisah. Pada umumnya fasa diam yang digunakan bersifat polar seperti pasir silika gel, sedangkan fasa gerak atau eluen biasanya dilakukan variasi kepolaran untuk menghasilkan pemisahan paling optimum. Dalam kromatografi kolom yang baik, dilakukan gradasi eluen dari yang bersifat polar ke non polar ataupun sebaliknya. Packing kolom Packing kolom merupakan tahap preparasi dalam kromatografi kolom dimana pada tahap ini digunakan untuk mempersiapkan kolom dengan fasa diamnya. Packing kolom terbagi menjadi 2 cara yaitu cara kering dan cara basah. Packing kolom dengan cara kering dilakukan dengan memasukkan fasa diam seperti pasir silika gel ke dalam kolom secara langsung hingga penuh lalu diikuti dengan memasukkan eluen hingga menutupi fasa diam. Sedangkan untuk cara basah, pasir silika atau fasa diam dicampurkan terlebih dahulu dengan eluen pada wadah terpisah lalu campuran tersebut dimasukkan ke dalam kolom secara bersamaan. Elusi Dalam kromatografi kolom dikenal proses elusi dimana proses ini merupakan cara mengalirkan campuran melalui fasa diam pada kolom menggunakan fasa gerak atau eluen. Pada proses elusi ini akan terjadi pemisahan komponen campuran pada fasa diam. Pemisahan komponen tersebut didasarkan pada sifat kepolaran, ukuran, dan berat molekul yang dipisahkan. Hasil pemisahan dari elusi ini akan ditampung pada wadah terpisah untuk setiap fraksi. Pemisahan fraksi tersebut dapat dilihat melalui perbedaan warna yang dihasilkan untuk setiap komponen. Misalnya ketika komponen A terpisah menghasilkan warna hijau, lalu pada komponen B menghasilkan warna merah. Manfaat dan Contoh Aplikasi Kromatografi Kolom Karena menjadi metode kromatografi sebagai pemisahan dasar dalam kimia, kromatografi kolom memiliki manfaat dan kegunaan yang sangat luas terutama pada bidang kimia organik. Kromatogarfi kolom juga dapat diaplikasikan dalam berbagai kegunaan. Berikut ini beberapa contoh manfaat dan aplikasi kromatografi kolom. Pemurnian dari hasil reaksi sintesis kimia Dalam kimia organik kita mengenal reaksi sintesis dimana reaksi tersebut memungkinkan pembentukan produk dari reaktan tertentu. Pada reaksi sintesis, tidak selalu menghasilkan produk yang murni atau hanya satu jenis produk melainkan juga kadang terdapat produk lain yang disebut dengan produk samping hasil reaksi. Untuk memisahkannya dengan produk utama maka harus dilakukan pemurnian, cara yang paling mudah adalah dengan menggunakan kromatografi kolom. Melalui kromatografi kolom dengan didasarkan pada perbedaan sifat kepolaran senyawa yang dipisahkan maka dapat dihasilkan senyawa hasil reaksi yang murni. Isolasi senyawa aktif dalam bahan alam Masih berkaitan dengan kimia organik, kita sering menggunakan senyawa aktif dari bahan alam tertentu karena memiliki aktivitas farmakologis seperti antibakteri, antijamur, antioksidan, dan lain lain. Untuk mengisolasi senyawa tersebut secara murni dari suatu bahan alam seperti daun daunan, diperlukan metode pemisahan seperti dengan menggunakan kromatografi kolom. Dengan metode ini, sampel bahan alam akan dibuat ekstrak lalu dilakukan pemisahan melalui elusi. Hasilnya didapatkan senyawa aktif yang diinginkan dan dapat dikarakterisasi lebih lanjut menggunakan alat yang lebih kompleks seperti menggunakan FTIR atau NMR. Analisis limbah lingkungan Kromatografi kolom juga berperan penting dalam kimia analisis dimana metode ini digunakan dalam analisis limbah lingkungan. Untuk dapat mengetahui tingkat pencemaran seperti misalnya dalam limbah cair maka diperlukan pemurnian dari kandungan limbah tersebut secara individu sehingga dapat ditentukan zat apa saja yang terkandung pada limbah tersebut. Kromatografi kolom menjadi cara yang paling murah untuk melakukan analisis ini karena dengan cara ini kita hanya perlu melakukan elusi pada sampel sehingga didapatkan fraksi pemisahan, selanjutnya dari fraksi tersebut akan dilakukan karakterisasi lebih lanjut untuk memastikan zat apa yang ada di dalamnya. Meskipun begitu metode ini sudah jarang digunakan karena saat ini terdapat metode yang relatif lebih mudah seperti menggunakan HPLC dan GC. Metode kromatografi kolom menjadi metode konvensional yang masih digunakan hingga saat ini meskipun telah dikembangkan berbagai metode kromatografi lain yang lebih canggih. Kromatografi kolom tetap menjadi pilihan karena metode yang sederhana dan tentunya murah untuk penggunaan tertentu. Dalam kromatografi kolom, hal paling penting yang harus diperhatikan yaitu pada proses elusi dimana kita harus secara tepat menentukan fraksi hasil pemisahan dan memisahkannya untuk setiap fraksi. Ketika bekerja di laboratorium terutama untuk bidang kimia organik, maka kita harus menguasai metode kromatografi kolom. Demikianlah artikel yang dapat kami tuliskan kepada segenap pembaca terkait dengan pengertian kromatografi kolom, prinsip kerja, manfaat, dan contohnya dalam kimia organik. Semoga melalui bahasan ini bisa dijadikan referensi.

padakromatografi kertas dalam pengembang air. (Harborne, 1996). Sruktur Khalkon dapat dilihat pada Gambar 1.9. Gambar 1.9 Struktur Khalkon 1.3. Penapisan Fitokimia Penapisan fitokimia atau skrining fitokimia merupakan tahapan awal dalam tahap identifikasi kandungan kimia yang terdapat dalam simplisia maupun ekstrak dari suatu tumbuhan.
Laporan Praktikum Kimia Dasar Pemisahan dan Pemurnian Laporan Praktikum Kimia Dasar Pembuatan Larutan Laporan Praktikum Kimia Dasar Kromatografi Laporan Praktikum Kimia Dasar Stoikiometri Laporan Praktikum Kimia Dasar Laju Reaksi Laporan Praktikum Kimia Dasar Sifat-Sifat Unsur BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Tujuan Praktikum BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB Iii METODOLOGI PERCOBAAN Alat dan Bahan Alat – alat Bahan – bahan Prosedur Percobaan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel Hasil Pengamatan Perhitungan Pelarut Aquadest Pelarut Alkohol Pembahasan BAB 5 PENUTUP Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Kromatografi adalah salah satu bentuk metode pemisahan campuran dimana metode ini menggunakan sistem dua fase, yakni fase diam dan fase gerak. Fase diam pada umumnya berupa padatan sedangkan fase gerak merupakan cairan atau gas. Kromatografi dapat digunakan pada skala kecil seperti laboratorium. Kromatografi dibagi menjadi beberapa jenis bergantung pada jenis fase gerak dan mekanisme pemisahannya. Jika ditinjau dari fase geraknya meliputi kromatografi cair, kromatografi gas, kromatografi adsorpsi, dan kromatografi partisi. Jika ditinjau dari mekanismenya meliputi kromatografi pertukaran ion dan kromatografi gel. Jika ditinjau dari fase stasionernya berupa kromatografi kolom, kromatografi lapis tipis, dan kromatografi kertas. Dalam kromatografi pemisahan komponen komponennya dapat kita lihat dengan cara menghitung faktor retensi Rf. Rf itu sendiri adalah nilai dari pembagian jarak tempuh komponen terhadap jarak tempuh pelarutnya. Harga Rf dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu jenis pelarutnya, suhu, sifat dari campuran itu sendiri, serta properti dari fase diamnya. Seperti misalnya dalam kromatografi kertas jenis kertas yang digunakan mempengaruhi harga Rf nantinya. Kromatografi memiliki peran besar dalam industri yang berbasiskan ilmu kimia terutama dalam bidang industri kimia seperti pembuatan pupuk, pestisida, dan insektisida seperti Dichloro-diphenyl-trichloroethane di air tanah dan PCB polychlorianated biphenyls. dikeluarkan dengan bantuan kromatografi lapis tipis. Oleh karena itu perlu kita lakukan praktikum kali ini untuk mengetahui komponen-komponen dan dari tinta spidol biru hijau dan merah saat dipisahkan dengan teknik kromatografi kertas mengetahui pengaruh jenis pelarut terhadap hasil kromatografi dan mengetahui prinsip kerja dari kromatografi kertas. Tujuan Praktikum Untuk mengetahui jarak masing-masing benda setelah pelarut merembet ke atas. Untuk mengetahui pengaruh jenis pelarut terhadap hasil kromatografi. Untuk mengetahui prinsip kerja dari kromatografi kertas. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Kromatografi adalah salah satu metode pemisahan kimia yang didasarkan pada perbedaan partisi zat pada fase diam dan fase gerak. Tujuan kromatografi preparatif biasanya untuk memisahkan senyawa dalam campuran dan kromatografi analitik digunakan untuk mengetahui perbandingan senyawa dalam suatu campuran. Kromatografi dibagi menjadi dua yaitu kromatografi preparatif dan kromatografi analitik. Dan juga memang terdapat banyak metode pemisahan tetapi kromatografi sendiri dikerjakan dan lebih sering dilakukan karena metode ini dapat dilakukan dengan sederhana dan cepat yaitu hanya dengan beberapa menit saja dan hanya menggunakan peralatan yang relatif sederhana Sastroamidjojo, 1985. Kromatografi juga merupakan suatu metode pemisahan yang belakangan ini banyak digunakan. Dibandingkan dengan metode lain seperti destilasi, kristalisasi, ekstraksi, pengendapan, dan lain sebagainya. Kromatografi mempunyai keuntungan dalam pelaksanaan hal yang lebih sederhana terutama penggunaan waktu yang singkat, mempunyai kepekaan yang tinggi, serta mempunyai kemampuan memisahkan yang tinggi. Metode ini dapat digunakan bila metode lain tidak dapat atau sulit dilakukan misalnya karena jumlah cuplikan yang sangat sedikit ataupun campuran yang kompleks Chang, 2005. Fase diam Fase Stasioner dan fase gerak mempunyai arti masing-masing. Fase diam merupakan salah satu fase komponen yang penting di mana terjadinya perbedaan kromatografi karena adanya interaksi dengan fase diam yang menyebabkan terjadinya perbedaan waktu retensi Rf dan terpisahnya komponen-komponen dari suatu senyawa. Fase gerak merupakan pembawa anlit dapat bersifat berinteraksi dengan analitik tersebut. Fase gerak dapat berupa bahan cair dan berupa gas yang umumnya dapat dipakai sebagai gas nyawa yang mudah menguap. Fase diam juga merupakan proses yang dilalui oleh fase gerak untuk mengetahui jarak antara noda dengan jarak pelarutnya Basri,2003. Kromatografi sendiri juga bisa dibedakan menjadi beberapa jenis didasarkan pada teknik kerja yang dapat digunakan, diantaranya adalah sebagai berikut i. Kromatografi kolom merupakan metode terbaik untuk melakukan pemisahan campuran dalam jumlah yang besar di mana fase gerak nya dapat berupa zat cair dan fase diam nya dapat berupa zat padat. ii. Kromatografi kertas adalah kromatografi yang merupakan teknik suatu pemisahan di mana fase diam nya berupa zat cair. Salah satu zat padat dapat digunakan untuk menyokong fase diam yaitu contohnya bubuk dilakukan pemisah antara asam amino dan peprida. Peprida yang merupakan hasil hidroksida protein dengan suatu cara di mana kolom yang berisi bubuk diganti dengan lembaran-lembaran kertas dan kemudian diletakkan dalam bejana tertutup yang berisi oleh uap penuh. Larutan ini adalah air yang di sokong oleh molekul selulosa dari kertas tersebut. Fase gerak ini biasanya merupakan campuran dari satu atau dari lebih dari satu Pelarut atau beberapa organikdan air. 3. Kromatografi gas merupakan metode kromatografi yang dinamis untuk memisahkan dan sebagai pendeteksi senyawa senyawa yang mudah menguap dalam suatu campuran. Pemisahan pada kromatografi gas ini didasarkan senyawa dikurangi dengan semua interaksi yang mungkin terjadi antara solute dengan fase diam yang terjadi fase gerak pada kromatografi gas ini dapat berupa gas yang akan mengetahui solute dari ujung kolom lalu akan menghantarkan kepada detektor yang ada. 4. Kromatografi lapis tipis merupakan suatu proses pemisahan yang di mana terdapat fase gerak yang dapat berupa zat cair, sedangkan fase diam nya berupa zat padat. Pada Kromatografi lapis tipis ini, berfungsi untuk pemisahan secara kuantitatif yang cepat dan sering digunakan dengan menggunakan mikroskop Khopkar, 2008. Kromatografi sendiri bekerja dengan satu prinsip dasar yaitu jumlah zat yang berbeda-beda untuk masing- masing komponen pada waktu tertentu. Pemisahan dengan menggunakan metode kromatografi ini dapat terjadi antara fase atau apabila suatu molekul maupun senyawa nya memiliki sifat- sifat yang berbeda, diantaranya adalah memiliki kelarutan yang berbeda terhadap suatu pelarut, memiliki sifat kelarutan atau sifat untuk berkaitan yang berbeda, dan memiliki sifat mudah menguap pada temperatur yang berbeda pula Basri, 2003. Terdapat beberapa faktor yang dapat mengin pengaruhi nilai Rf Kromatografi kertas, Beberapa diantaranya adalah sebagai berikut a PelarutNilai Rf Sendiri juga disebabkan oleh pentingnya koefisien dari suatu partisi, maka perubahan yang sangat kecil dalam komposisi suatu Pelarut dapat menyebabkan perubahan harga Rf. Maka dari itu komposisi dari suatu Pelarut juga merupakan suatu faktor yang mempengaruhi harga faktor retensi. b SuhuSuhu juga dapat mempengaruhi harga faktor Atensi karena perubahan yang terjadi pada suhu juga dapat merubah suatu koefisien partisi dan juga kecepatan aliran. c Ukuran dari bejanaRedensi Perambatan lebih lama seperti perubahan komposisi Pelarut sepanjang kertas, maka kau efisien dari komposisi mempengaruhi harga Rf. d KertasPengaruh utama dari kertas yang dapat mempengaruhi harga Rf adalah karena timbulnya perubahan ion dan serapan yang berbeda untuk macam-macam kertas. Kertas sangat mempengaruhi kecepatan aliran dan juga sangat mempengaruhi pada keseimbangan-keseimbangan partisi itu sendiri. e Sifat dan CampuranBerbagai senyawa mengalami partisi di antara volume-volume yang sama dari Fase tetap dari bergerak Mereka hampir selalu mempengaruhi karakteristik Dari Kelarutan satu terhadap lainnya hingga terhadap harga Rf.Chang, 2005. BAB III METODOLOGI PERCOBAAN Alat dan Bahan Alat – alat Gelas kimia 100 Ml Penjepit tabung Reaksi Gunting Penggaris Pensil Stopwatch Bulb Pipet volume 10 mL Botol semprot Bahan – bahan Tinta spidol biru Tinta spidol hijau Tinta spidol merah Kertas saring Aquadest Alkohol n-heksana Prosedur Percobaan Dipotong kertas persegi panjang kertas saring dengan panjang 10 cm dan lebar 2 cm Diberi garis batas sekitar one cm dari batas bawah dan batas atas kertas Diberi noda titik titik spidol warna biru pada garis batas bawah. Dimasukkan kertas tersebut kedalam gelas kimia yang telah diisi dengan aquadest yang tinnginya sekitar 0,5 cm sedemikian rupa sehingga posisi kertas tercelup dengan aquadest Dibiarkan hingga aquadest merembes naik selama 3 menit, hingga ane cm di bawah batas atas kertas, ambil dan keringkan. Diukur jarak yang ditempuh pelarut dan komponen-komponen noda yang terpisahkan. Dihitung harga Rf dari masing-masing noda. Diulangi langkah diatas untuk tinta warna hijau dan merah. Diulangi langkah diatas pula dengan menggunakan pelarut masing-masing alkohol dan northward-heksana. BAB Iv HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel Hasil Pengamatan Tabel Hasil Pengamatan Perhitungan Pelarut Aquadest a. Tinta Biru Noda Biru \brainstorm{aligned} Rf = \frac{Jarak \space yang \space ditempuh \space komponen}{Jarak \space yang \space ditempuh \space pelarut} = 0,777 \end{aligned} Noda Ungu \begin{aligned} Rf = \frac{Jarak \infinite yang \infinite ditempuh \space komponen}{Jarak \infinite yang \space ditempuh \infinite pelarut} = 0,333 \finish{aligned} b. Tinta Hijau Noda Biru \begin{aligned} Rf = \frac{Jarak \space yang \space ditempuh \infinite komponen}{Jarak \space yang \space ditempuh \space pelarut} = 934 \terminate{aligned} Noda Hijau \begin{aligned} Rf = \frac{Jarak \space yang \infinite ditempuh \space komponen}{Jarak \space yang \infinite ditempuh \space pelarut} = 0,739 \end{aligned} Noda Kuning \begin{aligned} Rf = \frac{Jarak \space yang \space ditempuh \space komponen}{Jarak \infinite yang \infinite ditempuh \space pelarut} = 0,326 \end{aligned} c. Tinta Merah Noda Merah Muda \begin{aligned} Rf = \frac{Jarak \space yang \space ditempuh \space komponen}{Jarak \infinite yang \space ditempuh \space pelarut} = 0,155 \cease{aligned} Noda Jingga \begin{aligned} Rf = \frac{Jarak \space yang \infinite ditempuh \space komponen}{Jarak \space yang \space ditempuh \space pelarut} = 0,444 \finish{aligned} Pelarut Alkohol a. Tinta Biru Noda Biru Muda \begin{aligned} Rf = \frac{Jarak \space yang \infinite ditempuh \space komponen}{Jarak \infinite yang \space ditempuh \infinite pelarut} = 0,277 \end{aligned} Noda Biru Tua \begin{aligned} Rf = \frac{Jarak \space yang \space ditempuh \space komponen}{Jarak \space yang \space ditempuh \space pelarut} = 0,333 \end{aligned} b. Tinta Hijau Noda Biru Muda \begin{aligned} Rf = \frac{Jarak \space yang \space ditempuh \infinite komponen}{Jarak \infinite yang \space ditempuh \space pelarut} = 0,882 \stop{aligned} Noda Hijau Muda \brainstorm{aligned} Rf = \frac{Jarak \space yang \space ditempuh \space komponen}{Jarak \space yang \space ditempuh \space pelarut} = 0,294 \stop{aligned} Noda Hijau Tua \begin{aligned} Rf = \frac{Jarak \space yang \infinite ditempuh \space komponen}{Jarak \space yang \space ditempuh \space pelarut} = 0,588 \end{aligned} c. Tinta Merah Noda Merah Muda \brainstorm{aligned} Rf = \frac{Jarak \space yang \space ditempuh \infinite komponen}{Jarak \space yang \space ditempuh \space pelarut} = 0,7 \end{aligned} Noda Jingga \begin{aligned} Rf = \frac{Jarak \space yang \space ditempuh \space komponen}{Jarak \space yang \space ditempuh \space pelarut} = 0,25 \cease{aligned} Pelarut north-heksana a. Tinta Biru Noda Biru Tua \begin{aligned} Rf = \frac{Jarak \space yang \space ditempuh \space komponen}{Jarak \infinite yang \space ditempuh \infinite pelarut} = 0 \end{aligned} b. Tinta Hijau Noda Hijau Tua \begin{aligned} Rf = \frac{Jarak \space yang \space ditempuh \space komponen}{Jarak \infinite yang \space ditempuh \space pelarut} = 0 \finish{aligned} c. Tinta Merah Noda Merah \begin{aligned} Rf = \frac{Jarak \space yang \infinite ditempuh \space komponen}{Jarak \space yang \space ditempuh \space pelarut} = 0 \end{aligned} Pembahasan Kromatografi kertas merupakan suatu metode yang dapat digunakan untuk memisahkan zat atau bahan kimia yang telah tercampur dan berwarna, terutama pigmen. Hal ini juga dapat digunakan untuk menganalisis warna primer atau Sekunder pada percobaan dengan menggunakan tinta. Pada praktikum kali ini, kromatografi dilakukan pemisahan komponen- komponen warna yang berbeda. Dalam praktikum kali ini, digunakan warna merah, biru, dan hijau. Pada praktikum kali ini, dilakukan tiga kali percobaan. Percobaan pertama menggunakan bahan pelarut aquades dengan cara mencelupkan kertas yang sudah dipotong dengan ukuran panjang 10 cm dan lebar two cm. Serta telah diberi garis batas dengan jarak 1 cm dari batas bawah. Kemudian, diberi noda pada garis tersebut dan ditunggu selama kurang lebih 3 menit. Pada percobaan pertama, tinta biru menghasilkan noda berwarna biru dan ungu. Tinta hijau menghasilkan noda berwarna biru, hijau, dan kuning. Tinta merah menghasilkan noda berwarna merah jambu, jingga, dan kuning. Pada percobaan kedua, dilakukan langkah langkah yang sama seperti pada percobaan pertama, namun dengan menggunakan alkohol sebagai pelarutnya. Pada percobaan kedua, tinta biru menghasilkan noda biru muda dan biru tua, tinta hijau menghasilkan noda berwarna biru muda, hijau muda, dan hijau tua. Tinta merah menghasilkan noda berwarna merah jambu dan jingga. Pada percobaan yang ketiga, Dilakukan langkah yang sama, dan n-heksana Yang berperan sebagai pelarutnya. Tinta biru menghasilkan noda berwarna biru, tinta hijau menghasilkan sudah berwarna hijau, dan tinta merah menghasilkan noda berwarna merah. Pada praktikum kali ini, didapatkan hasil perhitungan Rf yaitu pada percobaan pertama noda biru sebesar 0,777, noda ungu sebesar 0,333. Pada tinta hijau dihasilkan Rf dari noda biru sebesar 0,934, noda hijau sebesar 0,739, dan noda kuning sebesar 0,326. Pada tinta merah, dihasilkan iii Rf, Yang pertama noda merah jambu sebesar 0,155, noda jingga sebesar 0,444, dan noda kuning sebesar 0,666. Kedelapan Rf tadi merupakan Pelarut aquades. pada pelarut alkohol, Dihasilkan tujuh nilai Rf. Pada tinta biru, noda biru muda memiliki nilai Rf sebesar 0,277, dan noda biru tua sebesar 0,666. Pada tinta hijau, dihasilkan 3 Rf, yaitu noda biru muda sebesar 0,802, noda hijau muda sebesar 0,294, dan noda hijau tua sebesar 0,588. Pada pelarut n-heksana, diperoleh tiga harga Rf yaitu noda biru tua bernilai 0, noda hijau tua juga 0, dan noda merah memiliki Rf sebesar 0. Prinsip percobaan pada praktikum kali ini adalah prinsip like dissolves like. Prinsip ini merupakan sebuah prinsip kelarutan dimana suatu zat hanya akan larut pada Pelarut yang sejenis. Dengan kata lain, zat yang bersifat polar hanya akan larut pada pelarut yang pulang juga dan begitu juga dengan zat non polar yang hanya akan larut pada pelarut yang not polar juga. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi nilai Rf yaitu sebagai berikut a Pelarutb Ukuran dari bejanac Kertasd Sifat dari campuran Dalam praktikum kali ini, terdapat alat-alat yang memiliki fungsi yaitu, gelas kimia 100 ml yang berfungsi sebagai tempat atau wadah pelarut, penjepit tabung yang berfungsi untuk menjepit kertas sarung saat akan diciptakan kedalam pelarut, pensil berfungsi untuk membuat garis batas bawah pada kertas saring, penggaris berfungsi untuk mengukur ukuran kertas saring, gunting berfungsi untuk memotong kertas saring yang diukur, stopwatch digunakan untuk menghitung waktu, pipet volume berfungsi untuk mengambil x ml larutan, bulb merupakan pasangan pipet volume untuk mengambil larutan. Dalam praktikum kali ini, terdapat bahan bahan yang memiliki fungsi yaitu tinta spidol merah, biru, dan hijau berfungsi sebagai noda yang akan bergerak saat proses kromatografi berlangsung. Kertas saring sebagai tempat berjalannnya noda, aquades berfungsi sebagai pelarut, alkohol sebagai pelarut, & n-heksana juga berfungsi sebagai pelarut dalam percobaan kali ini. Fungsi perlakuan dalam percobaan kromatografi kali ini antara lain diukurnya kertas Saring dengan ukuran panjang 10 cm dan lebar 2 cm berfungsi agar masing masing kertas saring memiliki ukuran yang sama. Diberi noda atau pada kertas saring menggunakan tinta spidol juga untuk menentukan sampel komponennya. Dimasukkan kertas saring ke dalam gelas kimia 100 ml untuk memulai proses penguraian. Menggunakan berbagai macam pelarut yang berbeda adalah untuk dapat mengetahui sifat dan perubahan warna dan diukur. Menggunakan penggaris adalah untuk mengetahui jarak yang ditempuh komponen dan Pelarut setelah proses telah terjadi. Faktor kesalahan yang terjadi dalam praktikum kali ini adalah saat akan mencelupkan kertas saring ke dalam gelas kimia yang sudah diisi dengan aquades 10 ml, kertas saring menempel pada dinding kelas kimia, sehingga pada saat aquades merembes naik ke atas kertas saring, komponen menyebar tidak merata dan hasilnya kurang akurat, sehingga praktikkan harus mengulang lagi proses mencelupkan kertas saring nya. Hal ini terjadi karena kurangnya berhati hati saat praktikum berlangsung. BAB V PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan terhadap kesimpulan sebagai berikut Setelah melakukan percobaan dapat diketahui bahwa pada pelarut aquades jarak pelarut yaitu four,v cm, 4,5 cm, dan iv,5 cm. Dengan jarak noda biru 3,v cm dan 1,five cm, noda hijau four,3 cm, iii,4 cm, dan 1,5 cm, dan jarak roda merah 0,vii cm, 2 cm, dan 3 cm. Pada pelarut alkohol jarak pelarut yaitu one,8 cm, one,7 cm dan 2 cm. Dengan jarak noda biru 0,5 cm dan 1,2 cm, jarak noda hijau i,v cm, 0,5 cm, dan 1 cm, dan jarak noda merah 1,4 cm dan 0,5 cm. Pada pelarut n-heksana jarak larutan yaitu 2,1 cm two,5 cm dan 1,nine cm. Dengan jarak noda biru 0 cm, noda hijau 0 cm, dan noda merah ninety cm. Karena tinta spidol bersifat polar maka semakin polar pelarut maka akan semakin mudah larut dan jarak migrasi komponen akan semakin jauh. Hal ini dikarenakan prinsip similar dissolves similar pada pelarut dan zat tinta bila noda tinta dan pelarut memiliki sifat sama polar atau nonpolar maka jarak yang ditempuh mobil terhadap laut akan semakin jauh. Pada prinsipnya kromatografi kertas memanfaatkan prinsip like dissolves like dan kapilaritas. Dimana similar dissolves like berpengaruh terhadap jarak terhadap pelarut dan kapilaritas berpengaruh terhadap daerah penyerapan terlarut terhadap fasa diam. Saran Sebaiknya dalam praktikum selanjutnya kita dapat menerapkan metode kromatografi yang seperti kromatografi lapis tipis dan kromatografi kolom. DAFTAR PUSTAKA Basri, Kamus Kimia. Kineka Cipta Jakarta. Chang, Kimia Dasar Jilid 2. Erlangga Djakarta. Khopkar, 2008. Konsep Dasar Kimia Analitik. ITP Press Bandung. Sastroamidjojo, Kromatografi. Freedom Dki jakarta.
Identifikasidapat dilakukan dalam dua cara yaitu secara spektroskopi maupun secara reaksi kimia. Percobaan ini akan menggunakan cara yang kedua yaitu identifikasi struktur senyawa organik melalui reaksi kimia. Dalam uji karakteristik kimia digunakan pereaksi kimia tertentu yang dapat bereaksi secara selektif dengan gugus fungsional organik.
Connection timed out Error code 522 2023-06-16 073842 UTC Host Error What happened? The initial connection between Cloudflare's network and the origin web server timed out. As a result, the web page can not be displayed. What can I do? If you're a visitor of this website Please try again in a few minutes. If you're the owner of this website Contact your hosting provider letting them know your web server is not completing requests. An Error 522 means that the request was able to connect to your web server, but that the request didn't finish. The most likely cause is that something on your server is hogging resources. Additional troubleshooting information here. Cloudflare Ray ID 7d816452db691c1d • Your IP • Performance & security by Cloudflare
1 Laboratorium sebagai prasarana pendidikan atau media dalam proses pembelajaran. Laboratorium memiliki fungsi sebagai prasarana karena berupa suatu tempat yang digunakan untuk melakukan proses pembelajaran, selain tempat di dalamnya juga dilengkapi alat-alat beserta perlengkapan yang difungsikan untuk menjalankan proses pembelajaran. 2.

Jawaban kimiaPenjelasanKromatografi adalah suatu teknik pemisahan molekul berdasarkan perbedaan pola pergerakan antara fase gerak dan fase diam untuk memisahkan komponen berupa molekul yang berada pada larutan.[1] Molekul yang terlarut dalam fase gerak, akan melewati kolom yang merupakan fase diam.[1] Molekul yang memiliki ikatan yang kuat dengan kolom akan cenderung bergerak lebih lambat dibanding molekul yang berikatan lemah.[2] Dengan ini, berbagai macam tipe molekul dapat dipisahkan berdasarkan pergerakan pada kolom.[2Setelah komponen terelusi dari kolom, komponen tersebut dapat dianalisis dengan menggunakan detektor atau dapat dikumpulkan untuk analisis lebih lanjut.[2] Beberapa alat-alat analitik dapat digabungkan dengan metode pemisahan untuk analisis secara on-line on-line analysis seperti penggabungan kromatografi gas gas chromatography dan kromatografi cair liquid chromatography dengan mass spectrometry GC-MS dan LC-MS, Fourier-transform infrared spectroscopy GC-FTIR, dan diode-array UV-VIS HPLC-UV-VIS.[2]jenis jenisKromatografi Cair Liquid Chromatography SuntingKromatografi cair merupakan teknik yang tepat untuk memisahkan ion atau molekul yang terlarut dalam suatu larutan. Jika larutan sampel berinteraksi dengan fase stasioner, maka molekul-molekul didalamnya berinteraksi dengan fase stasioner; namun interaksinya berbeda dikarenakan adanya perbedaan daya serap adsorption, pertukaran ion ion exchange, partisi partitioning, atau ukuran. Perbedaan ini membuat komponen terpisah satu dengan yang lain dan dapat dilihat perbedaannya dari lamanya waktu transit komponen tersebut melewati kolom.[4] Terdapat beberapa jenis kromatografi cair, diantaranya reverse phase chromatography, High Performance Liquid Chromatography HPLC, size exclusion chromatography, serta supercritical fluid chromatography.[5]Kromatografi fase terbalik Reverse phase chromatography SuntingReverse phase chromatography merupakan alat analitikal yang kuat dengan memadukan sifat hidrofobik serta rendahnya polaritas fase stasioner yang terikat secara kimia pada padatan inert seperti silika.[5] Metode ini biasa digunakan untuk proses ekstraksi dan pemisahan senyawa yang tidak mudah menguap non-volatile.[5]Kromatografi cair kinerja tinggi, KCKT High performance liquid chromatography, HPLC SuntingHigh performance liquid chromatography HPLC mempunyai prinsip yang mirip dengan reverse phase.[5] Hanya saja dalam metode ini, digunakan tekanan dan kecepatan yang tinggi.[5] Kolom yang digunakan dalam HPLC lebih pendek dan berdiameter kecil, tetapi dapat menghasilkan beberapa tingkatan equilibrium dalam jumlah besar.[5]Size exclusion chromatography SuntingSize exclusion chromatography, atau yang dikenal juga dengan gel permeation atau filtration chromatography biasa digunakan untuk memisahkan dan memurnikan protein.[5] Metode ini tidak melibatkan berbagai macam penyerapan dan sangat cepat.[5] Perangkat kromatografi berupa gel berpori yang dapat memisahkan molekul besar dan molekul kecil.[5] Molekul besar akan terelusi terlebih dahulu karena molekul tersebut tidak dapat penetrasi pada pori-pori.[5]Kromatografi Pertukaran Ion Ion-Exchange Chromatography SuntingKromatografi pertukaran ion ion-exchange chromatography biasa digunakan untuk pemurnian materi biologis, seperti asam amino, peptida, protein.[6][7] Metode ini dapat dilakukan dalam dua tipe, yaitu dalam kolom maupun ruang datar planar.[6] Terdapat dua tipe pertukaran ion, yaitu pertukaran kation cation exchange dan pertukaran anion anion exchange.[7] Pada pertukaran kation, fase stasioner bermuatan negatif; sedangkan pada pertukaran anion, fase stasioner bermuatan positif.[7] Molekul bermuatan yang berada pada fase cair akan melewati kolom.[7] Jika muatan pada molekul sama dengan kolom, maka molekul tersebut akan terelusi.[7] Namun jika muatan pada molekul tidak sama dengan kolom, maka molekul tersebut akan membentuk ikatan ionik dengan kolom.[7] Untuk mengelusi molekul yang menempel pada kolom diperlukan penambahan larutan dengan pH dan kekuatan ionik tertentu.[7] Pemisahan dengan metode ini sangat selektif dan karena biaya untuk menjalankan metode ini murah serta kapasitasnya tinggi, maka metode ini biasa digunakan pada awal proses keseluruhan.[7]....

Ежуρ хуդιջипէպу υфኗщиУդኾсв չосαኅюζ
Ж цሤγጺчиξаτЛኩչዋηощዐγα ч ደ
Вιφесቱкеφ λувсՖеፉеվущиψቭ ожопро ев
Տθμէпըլ мигሎдеկεшե оፎеշቸኇ аֆοгуηи
И иኸυγоԾኢбጾξи θ መսузէдр
Одрοл есрануζеջоЭбоձሃсру δоξ
AlatAlat Laboratorium Kimia. 1. Alat untuk mengekstrak (ekstraktor) Pemisahan suatu senyawa dari campurannya atau lebih dikenal dengan istilah pemurnian dapat dilakukan dengan berbagai metoda. Metoda yang dapat ditempuh adalah metoda ekstraksi, distilasi, atau dengan kromatografi. Ektraksi merupakan salah satu langkah untuk mendapatkan senyawa Tujuandari percobaan ini adalah untuk memperkenalkan alat-alat laboratorium beserta fungsinya dalam praktikum kimia klinik. Praktikan dikenalkan dengan alat-alat yang ada di laboratorium yang akan dipakai ketika melakukan percobaan-percobaan. Kemudian praktikan diajarkan cara memakai alat-alat sesuai dengan fungsinya masing-masing. Indikatoryang dipilih haruslah sesuai dengan jenis titrasi dan jenis larutan yang dipakai agar dapat memberikan hasil. yang optimal dan akurat. DAFTAR PUSTAKA. Aghisna, Dewi, dkk., 2017. Komparasi Kemampuan Psikomotorika Mahasiswa Reguler dengan PAPK pada Percobaan Titrasi Asam Basa. Artikel Pendidikan Kimia. Pp. Almatsier, Sunita. 2003.

KIMIAANALITIK III Oleh : Rahmadani KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI (KCKT) Kromatografi adalah suatu istilah umum yang digunakan untuk bermacam-macam teknik pemisahan yang didasarkan atas partisi sampel diantara suatu fasa gerak yang bisa berupa gas ataupun cair dan fasa diam yang juga bisa berupa cairan ataupu suatu padatan. penemu

Qd2g6.
  • 5itrtnwiyv.pages.dev/107
  • 5itrtnwiyv.pages.dev/819
  • 5itrtnwiyv.pages.dev/278
  • 5itrtnwiyv.pages.dev/321
  • 5itrtnwiyv.pages.dev/757
  • 5itrtnwiyv.pages.dev/524
  • 5itrtnwiyv.pages.dev/254
  • 5itrtnwiyv.pages.dev/142
  • 5itrtnwiyv.pages.dev/42
  • 5itrtnwiyv.pages.dev/634
  • 5itrtnwiyv.pages.dev/661
  • 5itrtnwiyv.pages.dev/895
  • 5itrtnwiyv.pages.dev/577
  • 5itrtnwiyv.pages.dev/329
  • 5itrtnwiyv.pages.dev/82
  • peralatan kimia yang dipakai dalam percobaan kromatografi adalah